Kota Cimahi (ViralJabar.com). Opini menurut pandangan DP3 Dewan Kebudayaan Kota Cimahi – Fajar Budhi Wibo tentang Kebudayaan, Kebudayaan adalah denyut nadi peradaban. Ia bukan hanya sekedar warisan masa lalu, tetapi juga kompas moral, landasan identitas, dan sumber daya yang mampu membawa bangsa ini melangkah ke masa depan. Ungkap Fajar pada Rabu (15/01/2025)
Dalam kebudayaan tersimpan nilai-nilai luhur, kearifan lokal, dan kebijaksanaan yang menuntun masyarakat dalam membangun harmoni kehidupan. Namun, perubahan zaman menghadirkan tantangan yang kian kompleks.
Tradisi mulai tergerus arus globalisasi, nilai-nilai lokal terkadang tersisih oleh modernisasi. Dampaknya, terciptalah jarak antara masyarakat dengan akar budayanya semakin melebar.
Lembaga kebudayaan menjadi aktor utama yang harus tampil untuk menjaga, memajukan, dan menghidupkan nilai-nilai kebudayaan. Namun, pengelolaan lembaga kebudayaan bukan perkara sederhana. Perlu orang-orang yang tepat dalam formasi penempatannya.
Wadah ini membutuhkan kehadiran orang-orang yang tidak hanya memahami kebudayaan secara praktis semata, namun memerlukan orang yang paham keberadaanya dan kehadirannya dalam lembaga kebudayaan. Karena, nilai budaya dapat tergali lebih dalam oleh pihak yang juga memiliki kepekaan sosial dengan penguasaan berbagai disiplin pengetahuan dan ilmu.
Pengelola lembaga kebudayaan harus mampu membaca dinamika sosial, menjembatani tradisi dan modernisasi. Kolaborasi multi disiplin ilmu akan menyelaraskan kebudayaan dengan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Dengan pelibatan orang-orang yang memiliki latar belakang keilmuan yang lengkap, maka berbagai macam persoalan dapat termitigasi.
Kebudayaan dan Sosial Budaya adalah Sebuah Simbiosis yang Tak Terpisahkan
Kebudayaan tidak pernah berdiri sendiri; ia adalah produk dari interaksi manusia dengan sesama, lingkungan, dan realitas kehidupan sehari-hari. Sosial budaya adalah ruang di mana kebudayaan hidup, berkembang, dan menemukan relevansinya.
Tradisi seperti upacara adat, seni pertunjukan, hingga permainan tradisional adalah bentuk ekspresi nilai-nilai sosial yang mengakar dalam masyarakat. Sebaliknya, dinamika sosial masyarakat juga sering kali terpengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang membentuk cara pandang, pola hidup, dan relasi antarindividu.
Namun, ketika arus globalisasi semakin deras, hubungan erat antara kebudayaan dan sosial budaya mulai terancam. Modernisasi sering kali melahirkan homogenisasi budaya yang mengikis keberagaman lokal.
Dalam situasi ini, pengelolaan lembaga kebudayaan tidak boleh menjadi alat yang hanya bersifat administratif atau seremonial. Ia harus menjadi penggerak yang aktif dan strategis untuk menjadikan kebudayaan sebagai landasan dalam menyelesaikan persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Mengapa Sosial Budaya Adalah Elemen Penting dalam Lembaga Kebudayaan?
Lembaga kebudayaan memiliki peran strategis sebagai penjaga dan penggerak budaya. Namun, agar peran ini berjalan optimal, lembaga kebudayaan membutuhkan mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang sosial budaya.
Mereka yang dimaksud adalah individu-individu yang peka terhadap dinamika masyarakat, memahami tantangan zaman, dan mampu menghubungkan nilai-nilai budaya dengan kehidupan modern.
Tantangan yang dihadapi lembaga kebudayaan saat ini sangat beragam. Generasi muda mulai kehilangan minat terhadap tradisi lokal.
Banyak tradisi yang terancam punah karena munculnya anggapan bahwa tradisi tidak lagi relevan dengan kebutuhan zaman. Krisis lingkungan, ketimpangan ekonomi, dan ketidakadilan sosial sering kali berakar pada hilangnya kearifan lokal yang seharusnya menjadi pedoman.
Oleh karena itu, lembaga kebudayaan membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian lintas disiplin untuk menjawab berbagai persoalan. Lembaga kebudayaan dewasa ini, pengelolaannya tidak lagi ekslusif hanya oleh orang-orang yang berlatar belakang ilmu seni dan profesi seniman dan budayawan praktis semata.
Untuk memastikan kebudayaan tetap relevan dan mampu menjadi solusi bagi persoalan zaman, lembaga kebudayaan membutuhkan orang-orang dengan penguasaan berbagai disiplin ilmu yang saling melengkapi.
Keilmuan yang Dibutuhkan dalam Pemajuan Kebudayaan dan Lembaga Kebudayaan
Antropologi dan sosiologi, misalnya, menjadi ilmu yang penting untuk memahami struktur sosial, nilai-nilai budaya, dan dinamika masyarakat. Keilmuan ini berfungsi untuk memetakan kebutuhan dan potensi budaya lokal agar dapat dimaksimalkan.
Psikologi sosial memiliki peran strategis dalam membaca bagaimana masyarakat merespons dan memaknai tradisi mereka. Sehingga, kebijakan kebudayaan yang dirancang dapat diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat.
Ilmu ekonomi juga tidak kalah penting, hal ini berguna dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui ekonomi berbasis budaya. Pendekatan ini mencakup pengembangan produk kreatif lokal dan pariwisata budaya yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.
Di sisi lain, ilmu lingkungan sangat perlu untuk menjaga kearifan lokal dan kearifan lingkungan yang berkaitan dengan pelestarian alam. Konsep konservasi tradisional dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan menjadi landasan penting dalam menghadapi krisis lingkungan saat ini.
Hukum, memiliki kontribusi dalam melindungi hak-hak budaya, baik dalam konteks kekayaan intelektual maupun hak masyarakat adat atas sumber daya mereka. Ilmu politik dan pemerintahan, kompetensinya akan menguatkan landasan analisis kebijakan dan regulasi yang dapat mendukung upaya pemajuan kebudayaan.
Sementara itu, ilmu komunikasi berperan dalam mempromosikan budaya lokal kepada masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun global. Melalui komunikasi yang efektif, narasi kebudayaan dapat dibangun dengan cara yang menarik dan relevan, terutama bagi generasi muda yang menjadi pewaris masa depan kebudayaan bangsa.
Bagi mereka yang memiliki pengetahuan bidang informatika dan teknologi digital, pada era modern seperti sekarang ini, semua hal tidak akan lepas dari teknologi dan sangat berguna bagi pendigitaliasi produk-produk kebudayaan.
Peran Penggerak Sosial Budaya dalam Lembaga Kebudayaan
Kombinasi keilmuan ini menjadi pondasi penting dalam memajukan kebudayaan dan lembaga kebudayaan. Hal ini dapat memastikan keberlanjutan pemajuan kebudayaan di tengah arus perubahan zaman. Maka, khusus pada pengelolaan lembaga kebudayaan, benar-benar harus membuka ruang bagi semua pihak yang dapat berkontribusi sesuai bidang keilmuannya.
Orang-orang dengan keahlian sosial budaya ini berperan sebagai penggerak dan navigator yang memastikan kebudayaan tetap menjadi fondasi kehidupan bangsa. Mereka bekerja untuk saling melengkapi.
Dalam pemajuan kebudayaan, memerlukan sarana penghubung antara tradisi dan moderenisasi. Melalui pendekatan multidisiplin, mereka harus menjembatani nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan masyarakat modern, memastikan bahwa inovasi tidak mengorbankan identitas lokal.
Dengan melibatkan masyarakat, mereka menciptakan program yang relevan, seperti pemberdayaan ekonomi berbasis budaya atau pelestarian lingkungan melalui praktik tradisional. Hal ini mampu membagun ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.
Salah satu tugas lembaga kebudayaan adalah bekerja untuk memastikan bahwa kebijakan pembangunan tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal, tetapi justru mendukung pelestariannya. Untuk itu, sangat perlu upaya pengintegrasian kebudayaan dengan kebijakan publik.
Pemahaman terhadap dinamika media dan teknologi, dengan memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan kebudayaan guna menjangkau generasi muda. Harapannya, upaya ini mampu menjaga relevansi kebudayaan pada era digital seperti sekarang.
Kebudayaan juga adalah sebagai Jembatan Masa Lalu dan Masa Depan
Kebudayaan adalah jati diri bangsa yang harus terus terawat. Pengelolaan lembaga kebudayaan dengan pendekatan sosial budaya yang kuat akan mampu menjawab tantangan zaman sekaligus menjaga warisan nilai-nilai luhur. Tanpa kehadiran orang-orang yang memahami sosial budaya, lembaga kebudayaan akan kehilangan arah dan hanya menjadi pelengkap administratif belaka. Keberadaanya akan stagnan dan sulit untuk mencapai visi misi keberadaanya.
Sudah saatnya kita menjadikan kebudayaan sebagai pusat pembangunan bangsa. Di tangan para praktisi kebudayaan yang berkolaborasi dengan para pihak yang memahami sosial budaya, kebudayaan tidak hanya menjadi simbol masa lalu, tetapi juga menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih baik. Mari kita jaga, majukan, dan hidupkan kebudayaan bersama-sama, karena di dalamnya terdapat harmoni, kebijaksanaan, dan harapan yang abadi. (Renie)
Sumber : Fajar Budhi Wibowo/sinerginews.co.id/DP3 Dewan Kebudayaan Kota Cimahi