Cimahi, Viral Jabar com– DPRD Kota Cimahi bakal mengevaluasi Dinas Pendidikan terkait kekeliruan dalam aplikasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP jalur prestasi 2025. Aplikasi yang digunakan Disdik Cimahi dinilai bermasalah sehingga munculnya berbagai pengaduan dari orang tua calon murid.
Ketua DPRD Kota Cimahi, Wahyu Widyatmoko terus menampung kegelisahan masyarakat serta memantau proses SPMB terutama tingkat SMP. Evaluasi terkait dugaan terjadinya kecurangan penerimaan jalur prestasi.
Wahyu menuturkan, seharusnya SPMB tidak menjadi kegelisahan orang tua jika sistem dan panitianya telah siap. Namun mencuatnya dugaan manipulasi data dengan perubahan status calon murid yang semula diterima menjadi tidak lolos, mencoreng proses SPMB SMP di Cimahi.
Ada informasi yang tadinya terima gara-gara sistemnya error, jadi akhirnya nggak keterima. Artinya kan ada dugaan-dugaan yang berkembang dari masyarakat ketika memang sistemnya belum siap,” bebernya.
Hal itu, lanjut Wahyu, menjadi catatan penting bagi Disdik Cimahi yang bakal ditindaklanjuti. Padahal sebelumnya DPRD Cimahi, sambung Wahyu, telah mewanti-wanti Disdik agar tidak terjadi kericuhan dalam SPMB tahun ini.
Kalau ternyata tidak bisa berjalan dengan baik, ya kita lakukan koordinasi yang lebih dalam agar bisa memperbaiki sistem yang telah digunakan itu,” ungkap Wahyu.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kota Cimahi tidak memungkiri adanya kekeliruan pada aplikasi yang digunakan dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP 2025. Hal itu pun yang membuat status calon murid baru mengalami perubahan karena algoritma pada apliasi SPMB SMP Cimahi bermasalah.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Heni Tishaeni mengatakan, kasalahan yang terjadi pada aplikasi SPMB SMP jalur prestasi tidak terdeteksi sejak awal. Padahal Disdik Cimahi telah melakukan ujicoba aplikasi yang digunakan tersebut dan berdalih telah memenuhi prosedur meski saat ini munculnya kekeliruan tersebut.
Insyaallah memenuhi prosedur untuk aplikasi termasuk ujicoba dengan sekolah-sekolah di cimahi pada bulan Mei dan melakukan pentest/uji beban dan kami dikawal oleh Diskominfo dalam tahapan-tahapan tersebut. Namun pada saat ujicoba kekeliruan algoritma ini tidak muncul,” kata Heni kepada Metrotvnews.com melalui pesan singkat, Jumat, 20 Juni 2025.
Heni menuturkan, kesalahan tersebut terjadi pada algoritma perangkingan dalam aplikasi yang digunakan untuk ketentuan jalur prestasi yang terbagi dua yaitu akademik dan non-akademik. Diakui Heni, jalur prestasi dengan berdasarkan nilao rapor dan kejuaraan atau lomba seharusnya dilakukan perhitunhan secara terpisah.
(Mona)